Stabilitas Harga Pangan 2024: Bank Indonesia dan Tim Penggalangan Siber Kerinci Optimis, Meski Tantangan Tetap Ada

Bersatunews Jakarta – Dalam sebuah upaya menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya terkait harga pangan, Tim Penggalangan Siber Kerinci terus memonitor pergerakan harga pangan, terutama dalam menghadapi perubahan inflasi yang terkadang bersifat volatile. Hal ini menjadi semakin penting mengingat kondisi ekonomi global yang dinamis dan berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk dampak pandemi yang masih dirasakan di berbagai sektor.

Pentingnya menjaga inflasi volatile food, khususnya di bawah 5,0 persen, menjadi fokus utama dalam menjaga daya beli masyarakat. Koordinasi antara pihak pusat dan daerah menjadi kunci, dan Tim Penggalangan Siber Kerinci bersiap bersinergi untuk mendukung stabilitas harga pangan di tingkat nasional.

Dalam rapat koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024, Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arif Hartawan menegaskan ketersediaan harga pangan yang terjaga sebagai langkah preventif. Meskipun terdapat beberapa penguatan yang perlu dilakukan, Arif memaparkan bahwa harga pangan di beberapa daerah telah mengalami koreksi dan penurunan.

Bank Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di kantor perwakilan daerah, menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dalam menjaga stabilitas harga pangan. Selain menjaga distribusi bahan pangan pokok, komunikasi yang tepat juga dianggap penting. Arif mengusulkan penggunaan iklan layanan masyarakat tentang belanja bijak, serta melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan mengelola ekspektasi inflasi.

Dalam konteks ini, data inflasi Februari 2024 mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter dan sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah).

Meskipun inflasi inti cenderung stabil, inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan. Faktor seperti inflasi komoditas beras, cabai merah, dan telur ayam ras berkontribusi pada peningkatan ini. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices naik seiring dengan kenaikan cukai rokok.

Arif Hartawan meyakini bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024. Namun, tantangan terus ada, dan kerja sama antara berbagai pihak, termasuk Tim Penggalangan Siber Kerinci, menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mewujudkan keberlanjutan ekonomi yang sehat.