Bersatunews. JAKARTA: Bareskrim Polri menemukan kasus pelanggaran aturan Mobile Device Identity (IMEI) di Kementerian Perindustrian (Kemenberin).
IMEI adalah pengenal ponsel yang terdiri dari 15 digit angka dan berbeda untuk setiap perangkat. Dalam kasus yang terungkap beberapa tersangka Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perindustrian (SHSSH) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan diketahui telah mendaftarkan IMEI ilegal di perangkat pengenal terpusat. Pendaftaran (CEIR). aplikasi.
Artinya ponsel dengan IMEI ilegal tetap bisa bekerja (menerima sinyal jaringan seluler) di Indonesia. Tentu saja ini sama saja dengan menggunakan ponsel pasar gelap dan merugikan negara.
Laporan kutub Brescream menyebut peristiwa itu menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 353 miliar. Tidak kurang dari 191.000 ponsel dengan IMEI ilegal sebagian besar atau sebagian besar adalah iPhone sekitar 176.874.
Tak heran Apple membuat iPhone yang memiliki reputasi sebagai barang mewah dengan versi terendah dijual seharga lebih dari Rs 1 crore baru. Inilah sebabnya mengapa ponsel ilegal yang dikenal sebagai pasar gelap paling populer terutama ketika harganya jauh lebih rendah daripada versi ritel resmi dan IMEI yang didaftarkan oleh Kementerian Perindustrian ke Administrasi Umum Bea Cukai.
Pasal 35 (UU) No. 19 Pasal 46 Bagian 1 Pasal 30 Bagian 1 Pasal 48 Bagian 1 Pasal 30 “Tersangka Pajak Konsumsi” Tahun 2016 Ketentuan Pasal 2 Bagian 1 dan Pasal 51 Bagian 1 telah diusulkan untuk menuntut perubahan dalam undang-undang. Peraturan Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Pengguna iPhone dengan IMEI ilegal harus bersiap bahwa ponsel kesayangannya hanya akan digunakan untuk menonton video dan bermain game di masa mendatang.
IPhone yang tidak terdaftar atau yang memiliki IMEI ilegal tidak dapat menerima sinyal seluler dan hanya dapat mengandalkan WiFi. BareScream Polry mengatakan sedang bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Komisioner Bea Cukai.
