Menghadapi Ketidakpastian Global, Pemerintah Indonesia Luncurkan Paket Stimulus untuk Pertumbuhan Ekonomi

Menghadapi Ketidakpastian Global, Pemerintah Indonesia Luncurkan Paket Stimulus untuk Pertumbuhan Ekonomi

Foto : Bansos, Pemerintah Indonesia Luncurkan Paket Stimulus untuk Pertumbuhan Ekonomi

Bersatunews Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 hanya mencapai 4,94 persen secara tahunan (yoy), yang merupakan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,17 persen. Dalam konferensi pers, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terpengaruh oleh melambatnya perekonomian global, perubahan iklim, dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa distribusi pertumbuhan ekonomi telah meningkat, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Sulawesi dan Maluku-Papua. Ia juga mencatat bahwa permintaan domestik tetap kuat, terutama dalam konsumsi rumah tangga dan investasi.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi, seperti bantuan sosial (bansos) berupa 10 kg beras dan bantuan langsung tunai (BLT) Rp200 ribu per bulan untuk November dan Desember 2023. Tujuan dari langkah-langkah ini adalah menjaga daya beli masyarakat miskin di tengah ketidakpastian global.

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, menyebut adanya tekanan perekonomian global, terutama akibat suku bunga AS yang berdampak pada pelemahan rupiah dan biaya ekspor yang semakin mahal. Ia juga menyoroti dampak El Nino dan risiko konflik di Gaza terhadap harga komoditas.

Selain itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memandang bahwa pelemahan ekonomi di kuartal III ini disebabkan oleh kontraksi belanja pemerintah dan perlambatan pertumbuhan rumah tangga. Ia menganggap bahwa bansos seharusnya lebih berfokus pada distribusi pendapatan.

Meskipun bantuan sosial dapat membantu masyarakat kelas bawah, Faisal mengingatkan bahwa kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi lebih kecil dibandingkan dengan kelas menengah atas.

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky menambahkan bahwa faktor-faktor seperti perlambatan ekonomi global, penurunan harga komoditas, dan ketidakpastian seputar pemilihan umum juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menekankan pentingnya kebijakan prostabilitas dan mendukung berbagai paket stimulus pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Ia juga memperingatkan tentang risiko menyusutnya surplus perdagangan Indonesia dan menyarankan pemerintah untuk terus mendorong investasi.

Dalam menghadapi tantangan ekonomi ini, pemerintah Indonesia perlu menjaga stabilitas, meningkatkan distribusi pendapatan, dan mendorong investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *